KERUPUK IKAN TENGIRI
Tahukah Anda dengan kerupuk ikan?
Kerupuk memang menjadi makanan pelengkap semua
orang yang ada di Indonesia. Menikmati makanan akan dirasa kurang lengkap tanpa
adanya kerupuk. Rasanya yang gurih juga bisa menambah kenikmatan kenikmatan
ketika makan.
Berbagai jenis kerupuk yang ada dimasyarakat
memang cukup berbagai ragam, salah satunya kerupuk ikan. Pada umumnya kerupuk
ikan dibuat mengunakan bahan baku ikan tengiri sehingga membuat cita rasanya
makin nikmat. Ikan tengiri yang digunakan untuk membuat kerupuk juga sangat
kaya akan gizi sehingga cocok sekali dikonsumsi.
Selain itu, ikan tengiri yang dijadikan sebagai
bahan utama pembuatan kerupuk juga memiliki banyak manfaat salah satunya dapat
menurunkan resiko kanker. Tak hanya kelezatan rasa saja namun mengkonsumsi
kerupuk ikan tengiri juga sangat menyehatkan. Sehingga tak heran jika selama
ini banyak sekali lapisan masyarakat yang mencari kerupuk tengiri.
Usaha memproduksi kerupuk ikan tengiri memang
begitu menguntungkan. Dimana keuntungannya sangatlah menakjubkan. Hal ini bisa
dilihat dengan banyaknya peminat kerupuk ikan tengiri yang ada dimasyarakat
memang begitu besar. Pembuatan kerupuk ikan tengiri juga terbilang sangat mudah
dan bahan baku yang digunakan juga mudah diperoleh.
Definisi kerupuk ??
Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang
pada umumnya dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa
seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan
sampai matang, kemudian dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar
matahari sampai kering dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.
Makanan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai lauk hidangan
serta sebagai jenis lomba makan utama pada peringatan Hari Kemerdekaan
Indonesia.
Kerupuk tidak selalu berbahan dasar tepung tapioka, tetapi lebih kepada
3 proses persiapan. Pembuatan, pengeringan, dan pemasakan (bisa digoreng dengan
minyak atau pasir, atau dibakar).
Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk
berbagai makanan Indonesia seperti nasi goreng, gado-gado dan masih banyak
lainnya.
Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling
umum dijumpai di Indonesia. Kerupuk berharga murah seperti kerupuk aci atau
kerupuk mlarat hanya dibuat dari adonan sagu dicampur garam, bahan pewarna
makanan, dan vetsin.
Kerupuk biasanya dijual di dalam kemasan yang belum digoreng.
Kerupuk ikan dari jenis yang sulit mengembang ketika digoreng biasanya dijual
dalam bentuk sudah digoreng atau siap santap.
Kerupuk kulit atau kerupuk ikan yang sulit mengembang perlu
digoreng sebanyak dua kali. Kerupuk perlu digoreng lebih dulu dengan minyak
goreng bersuhu rendah sebelum dipindahkan ke dalam wajan berisi minyak goreng
panas. Kerupuk kulit adalah kerupuk yang tidak dibuat adonan tepung tapioka,
melainkan dari kulit sapi atau kerbau yang dikeringkan.
Kerupuk banyak ditambahkan pada makanan sebagai
pelengkap. Tak ada salahnya jika membuat kerupuk ikan sendiri agar rasa dan
kualitasnya lebih terjamin.
PROSES
PEMBUATAN KERUPUK IKAN
Kerupuk
merupakan suatu jenis makanan kecil yang sudah lama dikenal oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia. Kerupuk dapat dikonsumsi sebagai makanan selingan maupun
sebagai variasi dalam lauk pauk.
Sebagai
komoditi dagangan kerupuk termasuk kedalam jenis produk industri yang mempunyai
potensi cukup baik. Saat ini pemasarannya berkembang tidak hanya di dalam
negeri, tetapi juga di luar negeri seperti Belanda, Singapura, Hongkong,
Jepang, Suriname dan Amerikan Serikat.
Asal
mula kerupuk tidak jelas. Karena jenis makanan ini tidak hanya di kenal dan dikonsumsi
di negara kita, tetapi juga di negara –negara Asia lainnya seperti Malaysia,
Singapura, Cina dan lain- lain. Namun, besar kemungkinan jenis produk ini
berasal dari Cina, yang kemudian disebar-luaskan berkat adanya hubungan dagang
dan perpindahan penduduk dari negeri Cina ke negara-negara Asia lainnya.
Pada
umumnya kerupuk dikonsumsi sebagai makanan tambahan untuk lauk pauk atau
sebagai makanan kecil. Salah satu faktor utama yang menentukan mutu kerupuk
adalah kerenyahannya (dalam bahasa sunda disebut “rangu”). Semua konsumen
menginginkan kerupuk yang renyah, artinya yang menimbulkan bunyi sewaktu
digigit dan dikunyah. Kerupuk yang sudah lemas atau lembek dinilai tidak enak
lagi. Jadi, sesungguhnya rasa kerupuk menjadi faktor nomor dua yang dinilai konsumen,
meskipun di dalam membeli produk makanan tersebut (baik mentah maupun yang
sudah digoreng) faktor warna kerupuk tetap menjadi penentu utama bagi konsumen.
Penyimpanan
kerupuk yang baik (mentah maupun telah digoreng) adalah dalam wadah tertutup
rapat, di tempat yang tidak lembab. Apabila kerupuk mentah disimpan di tempat
yang lembab, pada suatu saat akan ditumbuhi oleh jamur, sehingga tidak dapat
dikonsumsi lagi. Sedangkan kerupuk yang sudah digoreng , selain kerenyahannya
akan hilang (menjadi lemas atau lembek) juga seringkali berbau tengik akibat
terjadinya penguraian minyak dan bereaksinya minyak dengan udara.
1. Pengertian
Kerupuk
Kerupuk adalah suatu jenis makanan kering yang terbuat dari
bahan-bahan yang mengandung pati cukup tinggi. Pengertian lain menyebutkan
bahwa kerupuk merupakan jenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume
membentuk produk yang porus dan mempunyai densitas rendah selama proses
penggorengan. Demikian juga produk ekstrusi akan mengalami pengembangan pada
saat pengolahannya.
Pengembangan kerupuk merupakan proses ekspansi tiba-tiba dari uap
air dalam struktur adonan sehingga diperoleh produk yang volumenya mengembang
dan porus. Pada dasarnya kerupuk mentah diproduksi dengan gelatinisasi pati
adonan pada tahap pengukusan, selanjutnya adonan dicetak dan dikeringkan. Pada
proses penggorengan akan terjadi penguapan air yang terikat dalam gel pati
akibat peningkatan suhu dan dihasilkan tekanan uap yang mendesak gel pati
sehingga terjadi pengembangan dan sekaligus terbentuk rongga-rongga udara pada
kerupuk yang telah digoreng.
2. Jenis
Kerupuk
Berdasarkan bentuknya dikenal dua macam kerupuk (yang terbuat dari
tapioka), yaitu kerupuk yang diiris (di Palembang disebut kerupuk kemplang) dan
kerupuk yang dicetak seperti mie lalu dibentuk berupa bulatan (kerupuk mie).
Dengan demikian proses pembuatannya pun berbeda. Secara garis besar proses
pembuatan kerupuk irisan (kemplang ) adalah sebagai berikut : pencampuran bahan
baku, pembuatan adonan, pembentukan (berupa silinder), pengukusan, pendinginan,
pengirisan, pengeringan dan penggorengan (untuk produk mentah cukup sampai
proses pengeringan). Sedangkan untuk membuat kerupuk mie, adonan yang terbentuk
kemudian dilewatkan pada suatu cetakan sambil dipres sehingga keluar
lembaran-lembaran seperti mie yang kemudian ditampung sambil dibentuk menjadi
bulatan-bulatan. Selanjutnya dilakukan pengukusan dan pengeringan.
Komposisi atau perbandingan bahan yang digunakan tidak pernah
diseragamkan, jadi tergantung dari selera produsen. Bahan yang paling banyak
digunakan adalah tepung tapioka, kemudian ikan atau udang, air dan garam serta
MSG dalam jumlah sedikit. Jadi 4 berdasarkan komposisi bahan yang digunakan,
kandungan utama kerupuk adalah zat pati, kemudian sedikit protein (yang berasal
dari ikan atau udang), serta mungkin beberapa jenis vitamin dan mineral (yang
mungkin berasal dari ikan atau udang).
Di pasaran dapat dijumpai bermacam-macam jenis, sehingga
kadang-kadang membingungkan konsumen untuk memilihnya. Memang sesungguhnya
sulit sekali memilih kerupuk mentah yang bermutu baik. Kriteria penilaian yang
paling mungkin dilakukan adalah melihat warnanya, keseragaman atau homogenitas
campuran bahan baku, baunya dan kekeringannya serta ada tidaknya jamur. Kerupuk
yang telah digoreng akan lebih mudah dinilai mutunya, misalnya berdasarkan
kerenyahannya, warnanya, rasanya dan lain-lain. Kesulitan untuk memilih kerupuk
mentah sesungguhnya dapat diatasi apabila produsen mencantumkan dalam labelnya,
jenis bahan yang digunakan, komposisinya, dan tanggal kadaluwarsanya. Sayang
sekali hal ini nampaknya belum menjadi kewajiban para produsen yang diharuskan
oleh undang-undang, karena negara kita belum mempunyai undang-undang pangan
yang antara lain akan berisi tentang peraturan tersebut.
Kesulitan tersebut nampaknya bertambah lagi karena beragamnya
produk, ada yang disebut kerupuk ikan/udang seperti telah disebutkan di atas,
ada kerupuk mie, kerupuk gendar (dibuat dari nasi), kerupuk kulit (dibuat dari
kulit kerbau atau sapi), kerupuk sayuran dan sebagainya. Dilihat dari namanya
saja jelas bahwa masing-masing mempunyai kekhususan, misalnya kerupuk udang
terbuat dari tapioka yang diberi campuran udang, kerupuk ikan diberi campuran
ikan, kerupuk mie dibuat dari tapioka dan dibentuk seperti mie (ada juga kerupuk
mie yang dibuat dari terigu), kerupuk sayuran kelihatannya hanya dibuat dari
tapioka (seperti kerupuk mie) dan tidak diberi bumbu apaapa (rasanya tawar, dan
biasanya digunakan untuk gado-gado dsb.).
Berdasarkan bahan-bahan pemberi rasa yang digunakan dalam
pengolahannya, dikenal kerupuk udang, kerupuk ikan, kerupuk terasi dan beberapa
jenis lainnya. Berdasarkan cara pengolahan, rupa dan bentuk kerupuk dikenal
beberapa kerupuk seperti kerupuk mie, kerupuk kemplang, kerupuk atom dan lain
sebagainya. Disamping itu berdasarkan tempat atau daerah penghasil dikenal pula
kerupuk Sidoardjo, kerupuk Surabaya dan kerupuk Palembang.
3. Nilai Gizi
Kerupuk
Dari segi gizi, apabila diamati komposisinya, kerupuk dapat
merupakan sumber kalori yang berasal dari pati (dan lemak apabila telah
digoreng), serta sumber protein (apabila ikan dan udang benar-benar
ditambahkan). Dari hasil analisis di laboratorium ditemukan bahwa kadar protein
kerupuk mentah bervariasi dari 0.97 sampai 11.04 % berat basah (dengan kadar
air yang bervariasi dari 9.91 sampai 14 %). Sedangkan kadar patinya bervariasi
dari 10.27 sampai 26.37 % berat basah. Akan tetapi, bila diperhatikan bahwa
fungsi kerupuk hanya sebagai makanan tambahan lauk pauk atau sebagai makanan
kecil, maka jumlah yang dikonsumsinya pun hanya sedikit saja. Sehingga dalam
hal ini kerupuk tidak dapat dikategorikan sebagai sumber protein maupun kalori.
Artinya walaupun ada, peranannya kecil sekali dalam mensuplai baik kalori
maupun protein.
Sesudah digoreng, nampaknya komposisinya berubah karena hilangnya
sebagian kadar airnya (karena me enguap) dan masuknya minyak goreng ke dalam
kerupuk. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kadar air kerupuk yang
telah digoreng berkurang menjadi sekitar 1.05 sampai 5.48 %, sedangkan kadar
lemak yang asalnya sekitar 1.40 sampai 12.10 % menjadi sekitar 14.83 sampai
25.33 % berat basah. Perubahan ditinjau dari nilai gizinya nampaknya hanya
berupa penambahan sumber kalori yang berasal dari minyak yang terserap,
sedangkan nilai gizi protein maupun zat pati kelihatannya tidak terlalu banyak
berubah.
Bahan yang digunakan untuk
pembuatan kerupuk :
o 800 gr tepung tapioka
o 350 gr daging ikan tenggiri, haluskan
o 1 sdm garam
o 5 siung bawang putih, haluskan
o 1/2 sdt ketumbar bubuk
o 1/2 sdt soda kue
o 300 gr gula pasir
o 5 butir telur
o Air secukupnya
o Minyak untuk menggoreng
Cara Membuat kerupuk
1. Campurkan semua bahan dan aduk hingga tercampur rata. Uleni adonan
hingga kalis dan tidak lengket.
2. Bungkus adonan menggunakan daun pisang dengan bentuk memanjang.
Kukus adonan selama 2 sampai 3 jam hingga adonan benar-benar matang. Angkat dan
dinginkan.
3. Iris adonan tipis-tipis lalu jemur sampai benar-benar kering
(kurang lebih 2 hari).
4. Panaskan minyak diatas api sedang lalu goreng kerupuk hingga
merekah. Angkat dan tiriskan. Simpan kerupuk dalam wadah kedap udara.
Demikian sedikit artikel dari saya, semoga dapat membantu sahabat
dirumah yang ingin mencoba membuat kerupuk sendiri. Terimakasih telah
berkunjung dan membaca blogger saya.
Komentar
Posting Komentar